Revolusi Budaya

     Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap ‘cepat’ karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat —seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan— yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.
    Dialektika revolusi mengatakan bahwa revolusi merupakan suatu usaha menuju perubahan menuju kemaslahatan rakyat yang ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur pemimpin, namun juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya. Logika revolusi merupakan bagaimana revolusi dapat dilaksanakan berdasarkan suatu perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak bisa dipercepat atau diperlambat, ia akan datang pada waktunya. Kader-kader revolusi harus dibangun sedemikian rupa dengan kesadaran kelas dan kondisi nyata di sekelilingnya. Dalam pengertian umum, revolusi mencakup jenis perubahan apapun yang memenuhi syarat-syarat tersebut. Misalnya mengubah wajah dunia menjadi modern. Dalam definisi yang lebih sempit, revolusi umumnya dipahami sebagai perubahan politik. Evolusi merupakan perubahan sosial budaya secara lambat dan berubah secara perlahan-lahan. Biasanya, hal-hal yang berubah secara perlahan seperti ini terjadi tanpa di sadari dan di rencanakan dengan detail, atau bahkan tanpa ada perencanaan sekali pun. Contohnya sendiri adalah, permulaan perkembangannya, manusia tersusun dari kelompok-kelompok kecil yang hidup mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Dimana, mereka hanya mengandalkan kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-harinya. Mulai dari makanan, pakaian, tempat tinggal, serta peralatan. Tapi, alam tidak sepenuh bisa bertahan. Karena ada juga sumber daya alam yang tidak dapat di daur ulang. Tentu hal ini, membuat manusia-manusia pada zaman itu berpikir untuk terus memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sadar bahawa uang juga mengalami evolusi? Dimana pada awalnya jauh sebelum 4000-5000SM manusia sudah mulai melalukan :
Barter
Hingga kini pun, kemajuan uang masih terus berkembang. Dari yang mulai transsaksi dengan ATM dan sekarang bisa kita temukan , mentransfer uang hanya dengan sekali ‘klik’ tombol ponsel.Tentu saja, dalam perubahannya di butuhkan waktu yang lama, ratusan, bahkan ribuan tahun. Inilah respons masyarakat secara lambat, yang lebih sering di kenal sebagai evolusi.Revolusi adalah perubahan sosial budaya secara cepat dengan perubahan yang begitu menonjol. Biasanya, revolusi terjadi karens udah direncanakan dengan baik dan matang, sehingga dalam melaksanakan perubahannya tidak membutuhkan waktu lama. Orang-orang ini biasanya adalah orang-orang yang mudah menerima perubahan.Contohnya sendiri adalah revolusi industry di Inggris yang sudah berhasil membuat dongkrakan besar pada industry dunia. Dan tentu saja itu hanya membutuhkan waktu singkat sebagai penggatian manusia ke mesin.Lainnya lagi adalah pada dunia ‘internet’ yang selalu mengalami revolusi. Sederhananya saja, smadav yang dengan cepat dapat meng-upgrade versi lamanya ke versi terbaru dengan system yang sudah di perbaharui tentu saja. Dan pernah kalian sadar? Tidak butuh satu hingga puluhan tahun unutk upgrade satu versi ke versi lain. Hehehe Revolusi budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnyazaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya revolusi kebudayaan :

1. Lingkungan alam fisik
Terjadinya berbagai bencana alam menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah-daerah itu terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila mereka mendiami tempat yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan perubahan pada lembaga-lembaga organisasi mereka. Penyebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik kadang-kadang ditimbulkan oleh tindakan masyarakat itu sendiri.

2. Perang 
Peperangan dengan negara lain memicu perubahan-perubahan karena negara yang menang akan memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah.

3. Kebudayaan masyarakat lain 
Kebudayan yang disebarkan oleh bangsa lain dapat mengakibatkan revolusi. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua kelompok masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik, yakni masing-masing masyarakat dapat memengaruhi masyarakat lainnya. Apabila pengaruh dari masyarakat tersebut diterima tidak karena paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect. Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing di dalam antropologi budaya dinamakan akulturasi. Apabila salah satu dari 2 kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain. Namun tak hanya tak sampai disitu saja ketika kita membicarakan perubahan keadaan budaya itu, karena tentunya berhubungan dengan perubahan struktur sosial dari masyarakat tersebut. Sebagai contoh, di Indonesia, generasi muda kita lebih senang menghabis waktu di pusat perbelanjaan seperti di Mall dari pada harus belajar diseolah ataupun dirumah. generasi muda kita juga sudah sangat lekat dengan berbudaya berpakaian yang kurang pantas untuk digunakan yang tidak mencerminkan kebudayaan timur di negeri kita. Mereka lebih senang bergaya ala kebarat-baratan dan menganggap budayanya sendiri "aneh".  Bahkan kini sudah banyak dari anggota masyarakat yang berasal dari suku budaya tertentu yang sudah meninggalkan kebudayaan asli sukunya yang seharusnya menjadi identitas kebudayaannya tersebut.

Seperti yang dikutip dari news.detik.com Surabaya, menurut Guruh Soekarno Putraberbagai perubahan budaya yang dialami oleh bangsa Indonesia adalah seperti cara menggunakan bahasa dan cara berprilaku. Generasi sekarang lebih bangga menggunakan Bahasa Inggris daripada menggunakan Bahasa Indonesia. "Terutama di perkotaan yang menjadi cermin budaya barat," ujar pria yang juga koreografer ini. Perubahan ini, selain disebabkan oleh gencarnya budaya barat yang masuk ke Indonesia, juga dikarenakan generasi muda tidak mendapatkan asupan informasi mengenai Indonesia secara utuh. Informasi Indonesia seperti letak geografis dan sejarahnya. Tanpa mengetahui Indonesia secara utuh maka kecintaan akan bangsa sendiri mustahil dilakukan. "Seperti peribahasa Tak Kenal Maka Tak Sayang. Begitulah nasib generasi muda kita sekarang," ungkap Guruh. 

Sumber

0 komentar: